Tugas
Observasi E-Learning
Oleh:
1.
Nadela Trully Marbun :12-033
2.
Ramot Hutasoit :12-041
3.
Ribka Lidwina :12-049
4.
Karin R J Napitupulu :12-087
5.
Tefan A Simanjuntak :12-091
A.
Identitas Sekolah
·
Nama Sekolah : SMA SWASTA KALAM KUDUS
MEDAN
·
Alamat Sekolah : Jl Rambung No 9 Medan
·
Uang Sekolah :
ü Kelas 1 & 2 :
Rp320.000,00
ü Kelas 3 :
Rp330.000,00
·
Konsep E-learning : Online (Koneksi Internet) dan Offline (Media
Presentasi )
B.
Uraian Aktivitas Observasi
·
Hari pelaksanaan : Selasa,21 Mei 2013
·
Waktu pelaksanaan : Pukul 08.00-10.00 WIB
·
Pembagian Tugas :
ü Observasi Kelas :
Semua anggota
ü Wawancara Guru :
§ Guru :
Nadela
Karin
Tefan
§ Wakil Kepala Sekolah : Ribka
Ramot
·
Narasumber : - Bpk. L.J.Koster
Sianipar,S.Si
- Ibu
Dra.Irene Bukit,M.Pd
C.
Laporan Hasil Observasi
I.
Pendahuluan
Pembelajaran dan pengajaran telah mengalami
banyak perubahan seiring dengan perkembangan teknologi. Penggunaan metode
pengajaran yang berbasis komputerisasi haruslah lebih diperluas lagi di
sekolah-sekolah agar ia dapat menyaingi perubahan-perubahan sistem pendidikan
yang telah berkembang pada masa kini yang kita sebut sebagai sistem e-learning.
E-learning sendiri merupakan cara baru dalam proses belajar mengajar. E-learning merupakan dasar dan konsekuensi logis dari perkembangan teknologi informasi
dan komunikasi. Dari
sinilah, kita beranjak untuk mengetahui lebih jauh sudah sejauh apakah sistem
e-learning dipakai dan dipergunakan oleh sekolah-sekolah. Menyadari hal itu,
maka dalam mata kuliah psikologi pendidikan kali ini, kami ditugaskan untuk
melakukan observasi mengenai sistem e-learning yang dilaksanakan oleh sekolah
yang berada di wilayah Medan, Sumatera Utara. Beranjak dari itu, kami pun
melakukan observasi di SMA Swasta Kalam Kudus Medan dengan alasan bahwa pada
sekolah ini pembelajaran yang dilaksanakan sudah lebih modern dengan sarana dan
prasarana teknologi yang cukup memadai. Adapun objek yang kami teliti adalah
siswa-siswa yang melaksanakan proses pembelajaran dan guru yang menggunakan
konsep e-learning itu sendiri. Observasi ini bertujuan untuk mengetahui konsep
e-learning yang bersentuhan dengan topik pembahasan yang selama ini telah
dipelajari pada mata kuliah psikologi pendidikan.
II.
Landasan Teori
Sistem
atau konsep pendidikan yang memanfaatkan teknologi informasi dan media dalam
proses belajar mengajar dapat disebut sebagai E-learning. E-learning ini
membawa pengaruh terhadap terjadinya proses transformasi pendidikan
konvensional ke dalam bentuk digital, baik secara isi (contents) dan sistemnya. Saat ini
konsep e-learning sudah banyak diterima oleh masyarakat dunia, terbukti dengan
maraknya implementasi e-learning khususnya di lembaga pendidikan (sekolah,
training dan universitas). Ada yang menggunakannya sebagai suplemen (tambahan)
terhadap materi pelajaran yang disajikan secara regular di kelas, namun ada
juga yang memakai e-learning sebagai alternatif dalam pembelajaran.
Kecenderungan
untuk mengembangkan e-learning sebagai salah satu alternatif pembelajaran di
berbagai lembaga pendidikan dan pelatihan semakin meningkat sejalan dengan perkembangan
di bidang teknologi komunikasi dan informasi.
Ada
tiga hal penting sebagai persyaratan kegiatan e-learning, yaitu :
1. Kegiatan pembelajaran dilakukan melalui pemanfaatan
jaringan. Jaringan dapat saja mencakup LAN atau WAN.
2. Tersedianya dukungan layanan belajar yang dapat
dimanfaatkan oleh peserta belajar, misalnya CD-ROM, atau bahan cetak,
3. Tersedianya dukungan layanan tutor yang dapat membantu
peserta belajar apabila mengalami kesulitan
Dengan
demikian, secara sederhana dapatlah dikatakan bahwa e-learning merupakan
kegiatan pembelajaran yang memanfaatkan jaringan (Internet,LAN,WAN) sebagai
metode penyampaian, interaksi dan fasilitasi serta didukung oleh berbagai
bentuk layanan belajar lainnya.
Manfaat e-learning menurut Bates (1995) dan Wulf
(1996) terdiri dari 4 hal:
1. Meningkatkan kadar interaksi pembelajaran antara peserta
didik dengan guru atau instruktur (enhance interactivity).
2. Memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran dari mana
dan kapan saja (time and place flexibility).
3. Menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas
(potential to reach a global audience).
4. Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi
pembelajaran (easy updating of content as well as archivable capabilities).
Konsep
keberhasilan program e-learning selain ditunjang oleh perangkat teknologi
informasi, juga oleh perencanaan, administrasi, manajemen dan ekonomi yang
memadai. Perlu juga diperhatikan peranan dari para fasilitator, dosen, staf,
cara implementasi, cara mengadopsi teknologi baru, fasilitas, biaya, dan jadwal
kegitan.
Para
pengajar seperti guru atau dosen harus memiliki kemampuan dalam
mempergunakan e-learning. Kemampuan itu
seperti :
ü Mengerti tentang e-learning
ü Mengidentifikasi karakteristik mahasiswa atau siswa
ü Mendesain dan mengembangkan materi kuliah yang interaktif
sesuai dengan perkembangan teknologi baru.
ü Mengadaptasi strategi mengajar untuk menyampaikan materi
secara elektronik
ü Mengorganisir materi dalam format yang mudah untuk
dipelajari
ü Melakukan training dan praktek secara elektronik
ü Terlibat dalam perencanaan, pengembangan, dan pengambilan keputusan
ü Mengevaluasi keberhasilan pembelajaran, attitude, dan
persepsi para mahasiswanya.
Strategi
penggunaan e-learning untuk menunjang pelaksanaan proses belajar, diharapkan
dapat meningkatkan daya serap dari siswa atau mahasiswa atas materi yang
diajarkan; meningkatkan partisipasi aktif dari siswa atau mahasiswa;
meningkatkan kemampuan belajar mandiri siswa atau mahasiswa; meningkatkan
kualitas materi pendidikan dan pelatihan, meningkatkan kemampuan menampilkan
informasi dengan perangkat teknologi informasi, dengan perangkat biasa sulit
untuk dilakukan; memperluas daya jangkau proses belajar-mengajar dengan
menggunakan jaringan komputer, tidak terbatas pada ruang dan waktu. Untuk
mencapai hal-hal tersebut di atas, dalam pengembangan suatu aplikasi e-learning
perlu diperhatikan bahwa materi yang ditampilkan harus menunjang penyampaian
informasi yang benar, tidak hanya mengutamakan sisi keindahan saja;
memperhatikan dengan seksama teknik belajar-mengajar yang digunakan;
memperhatikan teknik evaluasi kemajuan mahasiswa dan penyimpanan data kemajuan
siswa atau mahasiswa.
Menurut
Koswara (2006) ada beberapa strategi pengajaran yang dapat diterapkan dengan
menggunakan teknologi e-learning adalah sebagai berikut :
ü Learning by doing
Simulasi belajar dengan melakukan apa yang hendak
dipelajari; contohnya adalah simulator penerbangan (flight simulator), dimana
seorang calon penerbang dapat dilatih untuk melakukan penerbangan suatu pesawat
tertentu seperti ia berlatih dengan pesawat yang sesungguhnya
ü Incidental learning
Mempelajari sesuatu secara tidak langsung. Tidak semua
hal menarik untuk dipelajari, oleh karena itu dengan strategi ini seorang siswa
atau mahasiswa dapat mempelajari sesuatu
melalui hal lain yang lebih menarik, dan diharapkan informasi yang sebenarnya
dapat diserap secara tidak langsung. Misalnya mempelajari geografi dengan cara
melakukan “perjalanan maya” ke daerah-daerah wisata.
ü Learning by reflection
Mempelajari sesuatu dengan mengembangkan ide/gagasan tentang
subyek yang hendak dipelajari. Siswa atau mahasiswa didorong untuk
mengembangkan suatu ide/gagasan dengan cara memberikan informasi awal dan
aplikasi akan “mendengarkan” dan memproses masukan ide/gagasan dari mahasiswa
untuk kemudian diberikan informasi lanjutan berdasarkan masukan dari mahasiswa.
ü Case-based learning
Mempelajari sesuatu berdasarkan kasus-kasus yang telah
terjadi mengenai subyek yang hendak dipelajari. Strategi ini tergantung kepada
nara sumber ahli dan kasus-kasus yang dapat dikumpulkan tentang materi yang
hendak dipelajari. Siswa atau mahasiswa dapat mempelajari suatu materi dengan
cara menyerap informasi dari nara sumber ahli tentang kasus-kasus yang telah
terjadi atas materi tersebut.
ü Learning by exploring
Mempelajari sesuatu dengan cara melakukan eksplorasi
terhadap subyek yang hendak dipelajari. Siswa atau mahasiswa didorong untuk
memahami suatu materi dengan cara melakukan eksplorasi mandiri atas materi
tersebut. Aplikasi harus menyediakan informasi yang cukup untuk mengakomodasi
eksplorasi dari mahasiswa. Mempelajari sesuatu dengan cara menetapkan suatu
sasaran yang hendak dicapai (goal-directed learning). Siswa atau mahasiswa
diposisikan dalam sebagai seseorang yang harus mencapai tujuan/sasaran dan
aplikasi menyediakan fasilitas yang diperlukan dalam melakukan hal tersebut. siswa
atau mahasiswa kemudian menyusun strategi mandiri untuk mencapai tujuan
tersebut.
Kelebihan dan Kekurangan E-learning
Kelebihan
1. E-learning dapat mempersingkat waktu pembelajaran
2. E-learning mempermudah interaksi antara peserta didik
dengan bahan atau materi, peserta didik dengan guru maupun sesama peserta
didik.
3. Peserta didik dapat saling berbagi informasi dan dapat
mengakses bahan-bahan belajar setiap saat dan berulang-ulang, dengan kondisi
yang demi-kian itu peserta didik dapat lebih memantapkan penguasaannya terhadap
materi pembelajaran
4.
Kehadiran guru tidak
mutlak diperlukan
5.
Guru akan lebih
mudah melakukan alternatif bahan-bahan belajar yang mutakhir sesuai dengan
tuntutan perkembangan keilmuwan, mengembang-kan diri atau melakukan penelitian
guna meningkatkan wawasannya, dan mengontrol kegiatan belajar peserta didik.
6.
Siswa dapat belajar
atau me-review bahan ajar setiap saat dan di mana saja kalau diperlukan
mengingat bahan ajar tersimpan di komputer.
7. Berubahnya peran siswa dari yang biasanya pasif menjadi
aktif.
Kelemahan
1.
Untuk sekolah
tertentu terutama yang berada di daerah, akan memerlukan investasi yang mahal
untuk membangun e-learning.
2.
Siswa yang tidak
memiliki motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal. Keterbatasan jumlah
komputer yang dimiliki oleh sekolah akan menghambat pelaksanaan e-learning.
3.
Bagi siswa yang
gagap teknologi, sistem ini sulit untuk diterapkan.
4.
Berubahnya peran
guru dari yang semula menguasai teknik pembelajaran konvensional, kini dituntut
mengetahui teknik pembelajaran yang menggu-nakan ICT.
5.
Kurangnya interaksi
antara guru dan siswa atau bahkan antar siswa itu sendiri. Kurangnya interaksi
ini bisa memperlambat terbentuknya nilai dalam proses belajar dan mengajar.
III.
Objek Penelitian
Objek yang menjadi sumber observasi adalah siswa-siswi
kelas X SMA SWASTA KALAM KUDUS MEDAN
khususnya kelas X-2
IV.
Jadwal Pelaksanaan
Observasi dilakukan mulai dari pukul 08.00- 10.00 WIB
bertempat di SMA SWASTA KALAM KUDUS MEDAN.
V.
Pelaksanaan
Bermula dari kesepakatan kami untuk berkumpul di Kampus pada
Fakultas Psikologi pukul 07.00WIB .Kami berangkat menuju lokasi pada pukul
07.15WIB dari kampus dan tiba dilokasi
pukul 07.30WIB.Tiba di lokasi kamipun langsung berangkat menuju Kantor Kepala
Sekolah yang berada di lantai 2, dan mengurus surat-surat yang telah disepakati
pada pertemuan pertama.Pengurusan surat berjalan dengan lancar, kamipun di
persilahkan untuk memasuki kelas
X-II pukul 08.00WIB yang dimulai
dari perkenalan kami yang dipandu oleh guru pengajar, yang bertepatan sebagai
guru bidang study biologi Dra.Irene Bukit, M.Pd dan menjelaskan apa maksud dan
tujuan kami datang dan memasuki kelas mereka.Suasana di dalam kelas selama
observasi berlangsung kurang terkontrol, tetapi guru memegang andil dan
kelaspun dapat dikendalikan.Berlangsung sekitar 1 jam, tepat pukul 09.00WIB
pergantian matapelajaran dan kamipun beranjak dari kelas sesuai dengan
kesepakatan yang ada dan kamipun mengucapkan terimakasih kepada siswa-siswa
yang telah membantu dalam keberlangsungan tugas kami.Dengan waktu yang ada
tepat pukul 09.15WIB kamipun melanjutkan observasi dengan mewawancarai guru,
dan Wakil Kepala Sekolah yang sedang berada di tempat selama satu jam
kedepan.Kami ditanggapi dengan baik oleh para narasumber kami yang tampak dari
proses berlangsungnya tanya-jawab. Pukul 10.00WIB kamipun telah mendapat
informasi-informasi yang membantu dalam keberlansungan tugas Mata Kuliah
Pendididkan dan kamipun menyampaikan rasa terimakasi kami dapa guru serta Wakil
Kepala Sekolah dan bergegas meninggalkan lokasi.
VI.
Laporan Penelitian
Berdasarkan observasi dan wawancara yang kami lakukan,
kami memperoleh:
1. Konsep e-learning
Mengingat gedung sekolah yang digunakan
adalah gedung baru (gedung 2), maka proses e-learning
masih dalam proses “penyamaan” dengan yang telah diberlakukan saat di gedung
yang sebelumnya. Dari kedua narasumber didapatkan keterangan bahwa konsep e-learning sebenarnya telah dilakukan
sudah cukup lama (±5 tahun). Adapun konsep e-learning
yang digunakan ialah:
·
Online : Beberapa
guru menerapkan sistem ini misalnya dengan menghimbau siswa-siswinya untuk
mengunduh materi pelajaran dari link
yang diberikan oleh guru mereka. Beberapa guru juga sering memberikan
contoh-contoh soal sebagai latihan sebelum ujian (kisi-kisi) dengan mengirimkan
ke email beberapa siswa mereka yang
kemudian akan disebarkan ke kelas masing-masing.
·
Offline : Dengan
dilengkapinya proyektor di setiap kelas maka guru-guru dapat memberikan materi
dengan menggunakan komputer (dengan powerpoint)
kepada siswa-siswinya. Walaupun sistem ini belum 100% diterapkan namun hampir
semua guru telah menerapkannya. Dan hampir sama dengan beberapa sekolah lain,
karena siswa-siswinya tidak diperkenankan untuk membawa barang elektronik, maka
semua materi dalam proses pembelajaran offline
ini masih sepenuhnya difasilitasi oleh guru mereka.
2. Teori Motivasi
·
Teori Kognitif
Dengan adanya keyakinan akan kemampuan yang
dimiliki, siswa-siswi di sekolah ini mampu memahami setiap materi yang
disampaikan sehingga motivasinya untuk belajar meningkat. Bahkan terdapat
persaingan dari mereka dimana setiap siswanya berlomba untuk maju ke depan
kelas dan menjawab pertanyaan sehingga siswa yang lain semakin terdorong untuk
belajar.
·
Teori Sosial
Dari hasil yang kami peroleh, tidak sedikit
murid-murid yang terdorong untuk datang ke sekolah untuk dapat mengobrol dengan
teman mereka.
3. Teori Belajar
Dari observasi yang kami lakukan, teori
belajar yang diterapkan di sekolah ini adalah:
·
Teori Belajar
Kognitif
Para peserta didik memproses informasi dan
menghubungkan informasi yang dahulu telah mereka terima dengan yang baru mereka
dapatkan.
4. Orientasi Belajar
Adapun orientasi belajar yang diterapkan di
sekolah ini ialah TCL (Teacher-Centered
Learning), dimana yang menjadi pusat dan sumber pelajaran ialah guru. Pada
orientasi belajar ini guru sebagai “pengirim” mengirimkan informasi kepada
siswa-siswinya sebagai “penerima”.
5. Manajemen Kelas
Kelas ditata sesuai dengan gaya auditorium
dimana semua murid duduk menghadap guru. Jumlah siswa dalam satu kelas ±37
orang dimana setiap siswa memiliki meja dan bangku sendiri (tidak memiliki
teman sebangku).
VII.
Evaluasi
Menurut pendapat kelompok kami, penerapan Konsep E-Learning di sekolah SMA Kalam Kudus Medan masih kurang maksimal penggunaannya. Padahal, dari hasil wawancara kami, dikatakan bahwa penerapkan konsep ini sudah cukup lama ada di sekolah ini. Namun, belum setiap guru disekolah ini menggunakan dan memanfaatkan fasilitas E-Learning seperti proyektor yang sudah ada di setiap kelas sejak 2 tahun terakhir. Adapun guru yang sudah menerapkan konsep E-Learning masih sebatas mata pelajaran tertentu saja. Mereka mengatakan bahwa, beberapa mata pelajaran tidak sesuai dan kurang maksimal penyampaiannya kepada siswa. Kelompok kami merasa, bahwa para guru belum memahami fungsi dari E-Learning itu sendiri. Selain itu, ada juga kecenderungan guru-guru merasa malas untuk belajar mengoperasikan alat-alat yang dipergunakan untuk Konsep Pembelajaran E-Learning ini. Dari siswa sendiri, menurut pengamatan kami, mereka cukup antusias dengan adanya konsep E-Learning ini. Siswa merasa lebih terbantu dalam hal pembelajaran dengan adanya penerapan Konsep E-Learning ini di sekolah mereka. Adanya perbedaan pandangan antara guru dan murid mengenai penerapan Konsep E-Learning ini membuat manfaat dan fungsi diadakannya Konsep E-Learning ini kurang terealisasikan dengan maksimal.
Menurut pendapat kelompok kami, penerapan Konsep E-Learning di sekolah SMA Kalam Kudus Medan masih kurang maksimal penggunaannya. Padahal, dari hasil wawancara kami, dikatakan bahwa penerapkan konsep ini sudah cukup lama ada di sekolah ini. Namun, belum setiap guru disekolah ini menggunakan dan memanfaatkan fasilitas E-Learning seperti proyektor yang sudah ada di setiap kelas sejak 2 tahun terakhir. Adapun guru yang sudah menerapkan konsep E-Learning masih sebatas mata pelajaran tertentu saja. Mereka mengatakan bahwa, beberapa mata pelajaran tidak sesuai dan kurang maksimal penyampaiannya kepada siswa. Kelompok kami merasa, bahwa para guru belum memahami fungsi dari E-Learning itu sendiri. Selain itu, ada juga kecenderungan guru-guru merasa malas untuk belajar mengoperasikan alat-alat yang dipergunakan untuk Konsep Pembelajaran E-Learning ini. Dari siswa sendiri, menurut pengamatan kami, mereka cukup antusias dengan adanya konsep E-Learning ini. Siswa merasa lebih terbantu dalam hal pembelajaran dengan adanya penerapan Konsep E-Learning ini di sekolah mereka. Adanya perbedaan pandangan antara guru dan murid mengenai penerapan Konsep E-Learning ini membuat manfaat dan fungsi diadakannya Konsep E-Learning ini kurang terealisasikan dengan maksimal.
A.
Rangkuman Hasil Observasi
1.
Rangkuman menurut Kelompok
Dari hasil
Observasi, kami melihat bahwa penerapan Konsep E-Learning di sekolah ini masih
belum maksimal. Tersedianya fasilitas penunjang Konsep E-Learning disetiap
kelas terasa sia-sia karena tidak setiap guru memanfaatkannya ketika proses
belajar mengajar. Perbedaan cara pembelajaran yang diterapakan masing-masing
guru seperti ada yang memperbolehkan membawa laptop kekelas dan ada yang
tidak membuat para siswa menjadi bingung
untuk mengambil tindakan di sekolah. Selain dari penggunaan Konsep E-Learning, kami juga
melihat kondisi, suasana dan manajemen kelas yang ada disekolah tersebut. Dan
menurut kami kondisi dan suasana kelas di sekolah itu masih kurang baik dari
segi pencahayaan, sirkulasi udara, dan tata kelas. Manajemen Kelas yang
diterapkan juga masih kurang baik, sehingga mengakibatkan kondisi kelas menjadi
tidak kondusif.
Kemudian, dari hasil pengamatan kami, kami melihat bahwa motivasi murid mengenai pembelajaran E-Learning di kelas cukup antusias bahkan sangat antusias sampai-sampai mengakibatkan kondisi kelas terkesan tidak kondusif.
Kemudian, dari hasil pengamatan kami, kami melihat bahwa motivasi murid mengenai pembelajaran E-Learning di kelas cukup antusias bahkan sangat antusias sampai-sampai mengakibatkan kondisi kelas terkesan tidak kondusif.
2.
Rangkuman Pribadi
Berdasarkan observasi yang kami lakukan, menurut saya penerapan konsep e-learning belum dilakukan sepenuhnya. Memang fasilitas yang ada di sekolah cukup memadai, namun masih terdapat beberapa guru yang lebih prefer untuk tidak menerapkannya dengan berbagai alasan. Disamping itu, kondisi belajar kurang mendukung, walaupun hal tersebut ditimbulkan oleh siswa-siswinya sendiri yang kurang dapat menjaga suasana yang kondusif. Meskipun demikian, dari lingkungan juga saya lihat kurang mendukung pembelajaran seperti suara-suara tukang bangunan (karena gedung sedang dalam masa pembangunan), pencahayaan yang kurang, dan suhu kelas yang kurang nyaman walaupun terdapat air conditioner (AC). Manajemen kelas yang digunakan juga kurang dapat mendorong siswa untuk belajar karena guru hanya berfokus kepada siswa-siswi yang duduk di bangku-bangku depan. Kebersihan kelas juga kurang baik karena memang tidak disediakan tempat sampah di dalam kelas. Selain itu guru juga kurang peka terhadap muridnya karena masih terdapat siswa yang asik bermain-main di kelas dan bahkan tertidur namun tidak mendapat perhatian dari guru.
B.
Testimoni Tentang Perencanaan dan Proses Observasi
ü
Nadela Trully Marbun
Menurut saya, pelaksanaan
observasi yang ditugaskan dalam dalam mata kuliah psikologi pendidikan ini
sangat membantu kami dalam memahami dan memperluas wawasan kami terhadap sistem
pendidikan e-learning ini. Berkenaan dengan sistem e-learning di sekolah yang
kami observasi, menurut saya penggunaan e-learning cukup memadai karena saya
melihat penggunaan proyektor cukup menunjang pembelajaran khususnya menambah
ketertarikan para siswa yang tampak dari beberapa siswa yang cukup aktif dalam
proses pembelajaran dan selain itu juga membantu memudahkan para guru dalam
memberikan materi pelajaran.
ü
Ramot Hutasoit
Saya pribadi, melihat Konsep E-Learning sangat membantu
pembelajaran saat ini. Selain, penggunaan waktu yang semakin efektif,
penggunaan Konsep E-Learning juga sangat membantu baik guru maupun murid dalam
proses belajar mengajar saat ini. Saya pribadi, sangat mendukung adanya Konsep
E-Learning ini. Dengan adanya Konsep E-Learning saya merasa sistem pembelajaran
seharusnya dapat semakin berkembang dan semakin maksimal dalam hal
pengerjaannya. Namun dari
observasi yang telah kami lakukan, saya merasa manfaat dari Konsep Pembelajran
E-Learning masih sangat kurang dirasakan akibat penarapannya yang kurang maksimal.
Saya berharap, agar penggunaan Konsep E-Learning ini sendiri semakin digalakkan
lagi agar sistem pembelajaran dapat lebih bervariasi sehingga tidak menimbulkan
kejenuhan seperti yang dirasakan kebanyakan siswa pada saat ini.
ü
Ribka Lidwina
Keberhasilan
dapat diraih dengan adanya kerjasama dalam kelompok dan kekonsistenan
diri.Itulah salah satu pembelajaran yang dapat saya raih melalui observasi
sekolah ini yang dimana merupakan kali pertama bagi saya pribadi.Dimana dalam
proses observasi ini awalnya timbul rasa canggung yang lama kelamaan tertutupi
dengan adanya sambutan yang baik dari pihak sekolah.Dalam proses observasi
kamipun menyadari pentingnya e-learning ini pada sekolah-sekolah guna
mendukung proses belajar.Di sekolah tempat kami observasi penggunaan e-leaning sudah cukup memadai untuk
keberlangsungan pembelajaran.
ü
Karin R J Napitupulu
Awalnya, pada saat berdiskusi
mengenai kegiatan observasi ini, kami mengalami kesulitan dalam menentukan ke
tingkat sekolah mana yang akan kami observasi. Kelalaian kami juga karena kami
mencari sekolah itu di bulan-bulan terakhir anak sekolah belajar. Namun,
belajar dari kelalaian kami tersebut, kami akhirnya mendapatkan sekolah. Kegiatan Observasi merupakan kegiatan yang baru yang menambah pengalaman saya. Kegiatan
tersebut juga menambah pengetahuan kami dalam menilai, mengamati objek dari
berbagai sisi dan menyesuaikan dengan teori-teori pembelajaran yang sudah kami
pelajari.
ü
Tefan A Simanjuntak
Walaupun
pada awalnya kami memiliki kesulitan dalam mencari sekolah yang telah
menerapkan e-learning, namun saya sangat menikmati kegiatan ini. Observasi yang
kami lakukan ini selain dapat menambah pengalaman kami, juga dapat memberikan
pemahaman yang lebih kepada kami mengenai konsep belajar e-learning dan banyak
hal dalam menilai suatu pembelajaran dari berbagai sisi.
0 comments:
Post a Comment